bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

Saturday 31 January 2015

Memberi Salam dan Hukumnya

السلام عليكم ......... 

Salam Rahayu dan Damai selalu.
Sahabatku yang baik hati, menyebarkan (menyampaikan ) salam kepada sesama muslim sangat dianjurkan.
Firman Allah swt. yang berbunyi :



وَإِذَا حُيِّيتُم بِتَحِيَّةٖ فَحَيُّواْ بِأَحۡسَنَ مِنۡهَآ أَوۡ رُدُّوهَآۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍحَسِيْبًا

 Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan  (diucap dengan satu ucapan), maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik (ucapan yang lebih baik) dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu. (Surah Al-Nisa': 86) 

Dari penjelasan ayat di atas, menganjurkan kepada kita untuk mengucapkan sesuatu hal yang baik serta bermakna seperti salam atau semisalnya yang menunjukkan penghormatan kepada orang lain misalnya tabik dan lain sebagainya. Dan apabila kita diberi ucapan atau penghormatan, maka hendaklah membalas ucapan atau penghormatan itu dengan balasan sebaik mungkin. 


Jangan diawali dengan kalimat yang lain, meskipun bacaan basmallah.
"Assalamu qablal kalaam" (salam diucapkan sebelum berbicara) . Tirmidizi memberi hukum hadist ini munkar. (5/59) Hadist ini juga diriwayatkan oleh Abu Ya'la dalam musnadnya, dengan tambahan redaksi: "Janganlah kamu mengajak seseorang untuk menikmati makanan sebelum ia mengucapkan salam". (4/48) 
Dar Qutni, Dzahabi dan Ibnu Jauzi mengatakan bahwa hadist tersebut maudlu' atau palsu, ciptaan Isamil bin ABi Ziyad al-Syami. Menurut Ibnu Hajar al-Asqalani, makna dari hadist tersebut diperkuat oleh beberapa riwayat lainnya, seperti riwayat yang mengatakan Rasulullah melarang berbicara atau mulai makan sebelum mengucapkan salam

Ada juga hadist dengan riwayat Ibnu Adiy dengan redaksi "Assalaamu qabla-s-su'al" (hendaknya mengucapkan salam sebelum bertanya). Menurut Ibnu Qayyim hadist ini riwayatnya lebih kuat. (lihat Faidlul Qadir, Munawi, 4/149) Meskipun hadist tersebut tidak kuat, tetapi melihat makna dan beberapa riwayat lain yang menganjurkan mengucapkan salam ketika memulai pertemuan atau pembicaraan, maka sebenarnya mengucapkan salam pada permulaan pembicaraan merupakan adab Islami.
Rasulullah s.a.w. juga menjelaskan hal tersebut di atas melalui sebuah hadits yang berbunyi:


"Memberi salam oleh orang yang berkendaraan kepada orang yang berjalan, orang yang berjalan kepada orang yang duduk, yang sedikit kepada yang banyak dan pada satu riwayat yang kecil kepada  yang besar. (HR. Al Bukhari)

Dari beberapa keterangan ayat Al-Qur’an dan dalil Hadits Nabi saw. di atas, memberikan kita penjelasan bahwa kalimat salam adalah merupakan suatu bentuk penghormatan dari seseorang kepada orang lain. 


Bagaimana cara mengucapkan salam dan menjawab salam yang benar? 

Cara memberi atau mengucapkan salam sesuai dengan syariat Islam yaitu pada awal pertemuan  dengan mengucapkan : Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh (Selamat sejahtera atas kamu dan rahmat Allah serta keberkahannya).


 Berikut beberapa keutamaan dan adab mengucapkan salam: 



  • - Menyebarkan salam, berarti menyebarkan kasih sayang. (Muslim, Abu Dawud,Tirmidzi). 
  • - Memberi salam menghilangkan takabur. (Baihaqi). 
  • - Mengucapkan 'Asalamu'alaikum', akan mendapatkan sepuluh pahala, 'Asalamu'alaikum warahmatullahi mendapatkan duapuluh pahala, 'Assalaamu 'alaikim warohmatullohi wabarokatuh mendapatkan tigapuluh pahala(Tirmidzi, Nasa' i). 
  • - Sunnah memberi salam kepada yang dikenal atau yang belum kenal.(Bukhari, Muslim,Nasa'i). 
  • - Lebih utama mengucapkan salam terlebih dahulu. (Abu Dawud, Ahmad). - 
Aturan dalam mengucapkan salam:  Yang kecil memberi salam pada yang besar.  Yang berjalan kepada yang duduk. Yang sedikit kepada yang bayak.  Yang berkendaraan kepada yang berjalan kaki. (Bukhari, Muslim).


  • - Jangan mendahului salam kepada non muslim. (Muslim).
  •  - Jika orang non muslim mengucapkan salam kepada kita, hendaknya menjawab : Wa 'alaikum '. (Muslim, Nasa' i, lbnu Majah). 
  • - Tidak boleh mengucap salam dengan kalimat ' Alaikas salam' karena itu adalah salam yang diperlukan bagi orang mati. (Tirmidzi, Nasa' i). 
  • - Tidak boleh memberi salam ala Yahudi dan Nasrani, yaitu dengan melambaikan tangan dan memberi isyarat jari. (TIrmidzi, Dailami). 
  • - Bila diberi salam melalui seseorang, hendaknya menjawabnya: 'Alaika wa'alaihi salam'. (Bukhari, Muslim, TIrmidzi).                                                            Mengucapkan salam sebelum memulai pidato atau khutbah tidak bertentangan dengan hadist yang menganjurkan membaca basmalah ketika memulai setiap pekerjaan penting. Dalam riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, Nasai dan Ibnu Hibban, Rasulullah s.a.w. bersabda: "Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan "bismillahirrahmaanirrahim", maka ia akan kehilangan barokah". Selama basmalah dan salam diucapkan di awal pembicaraan, insya Allah keduanya tidak bertentangan dengan hadist-hadits di atas.  

    Mungkin akan lebih bijaksana bila misalnya membaca basmalahnya tidak dengan keras, tapi cukup dengan suara lirih untuk menghindari kesalahpahaman masyarakat yang kebetulan mengetahui hadist Tirmidzi di atas. 


    Imam Nawawi mengatakan: hukum menjawab salam, bila salam ditujukan kepada satu orang maka hukumnya fardlu ain bagi orang tersebut, bila salam itu ditujukan kepada halayak, hukumnya fardlu kifayah. Dalam sebuah hadist dikatakan "Barangsiapa menjawab salam maka baginya pahala salam, barang siapa tidak menjawab, ia tidak termasuk kita" Hadist yang mewajibkan menjawab salam sifatnya umum dan tidak ada perbedaan antara salam diucapkan di awal pembicaraan atau tidak. Ini juga berlaku pada salam yang diucapkan sebagai penutup pembicaraan sesuai hadist tirmidzi: "Apabila kalian mengahiri majlis maka ucapkanlah salam". 
Kemudian bagi yang diberi salam menjawab salam dengan berkata : Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh (Dan ke atas kamu selamat sejahtera dan rahmat Allah serta keberkatannya)



Pahala dari mengucapkan salam atau memberi salam dan menjawab salam


Setiap jawaban salam akan mendapatkan ganjaran pahala. Pahala yang diperoleh adalah berdasarkan pada kadar ucapannya, yaitu mendapat ganjaran sepuluh kebaikan atau pahala, apabila ditambah kata "warahmatullah". Dan pahalanya akan ditambah lagi sepuluh kebaikan atau pahala apabila ditambah kata "wabarakatuh". 


Sehingga apabila memberi/mengucapkan salam dengan lengkap yaitu Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, maka pahalanya adalah tiga puluh pahala atau kebaikan bagi yang mengucapkan salam. Begitu juga sebaliknya bagi yang menjawab salam. 


Ganjaran pahala bagi yang memberi salam dan menjawab salam ini terdadapat dalam dalil hadits Nabi saw. yang diriwayatkan oleh A'mran bin Hussaini yaitu sebagai berikut : 


Telah datang laki-laki kepada Rasulullah s.a.w. dan berkata : Assalamualaikum. Maka Nabi saw. pun menjawab salam dan kemudian dia duduk. Maka Nabi saw. berkata : sepuluh pahala. Dan kemudian datang yang lainnya memberi salam dengan berkata : Assalamualaikum warahmatullah, kemudian Rasulullah saw. menjawab salam itu dan berkata : dua puluh pahala. Kemudian datang lagi yang ketiga dan memberi salam dengan berkata : Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Rasulullah saw. pun menjawab salam itu dan kemudian duduk, maka Rasulullah saw. berkata tiga puluh pahala. (HR. Abu Daud Tarmizi: Hadits Hasan)



Memberi salam kepada wanita yang bukan muhrim

Yang perlu diperhatikan dan menjadi peringatan bagi kita semua adalah bahwa apabila seorang laki-laki memberi salam kepada lawan jenis atau seorang wanita yang mana pemberi salam (laki-laki) itu tidak dikenali, maka hendaknya memastikan terlebih dahulu apa tujuannya. Bisa jadi mereka pihak laki-laki sengaja nakal, ingin menggoda atau mengusik dan lain sebagainya. 


Maka salam laki-laki tersebut tidak wajib untuk dijawab (apabila ada niatan sekedar menggoda). Hal ini dikarenakan akan membuka pintu dan peluang bagi laki-laki tersebut untuk mendekati wanita dan menyempurnakan niat yang jahat kepada kaum wanita tersebut.




HUKUM MENULIS SALAM DENGAN DISINGKAT

Seringkali seseorang mengawali tulisan dalam sms atau e-mail yang mengawali salamnya dengan singkatan. Singkatannya pun macam-macam. Ada yang singkat seperti "asw" atau "Aslm". Ada yang sedikit lebih panjang seperti: "Ass Wr Wb" atau "Aslmwrwb". Bahkan paling banyak kita dapati adalah kata "Ass". Singkatan terakhir ini paling umum dan paling sering digunakan. 


Padahal ini adalah singkatan yang tidak enak untuk dibaca, terlebih kalau kita mengerti artinya. Marilah kita simak makna singkatan ini.



As  = orang bodoh, keledai,
Ass  = pantat
Askum  = celakalah kamu
Assamu  = racun
Samlekum  = matilah kamu
Salom / Syalom = (dari bahasa Ibrani) untuk sesama kristen dan ada 263 kata di dalam kitab perjanjian lama dan perjanjian baru.
Mikum  = (dari bahasa Ibrani) Mari Bercinta.
Dalam kamus linguistik, arti dari kata Ass yang berasal dari bahasa Inggris itu adalah sebagai berikut:
Kata "Ass" berarti: Pertama, kb. (Animal) yang artinya keledai. Kedua, orang yang bodoh. Masih be a silly (Janganlah sebodoh itu). Dan ketiga, Vlug (pantat).

Kita paham, mungkin banyak orang diantara kita cukup sibuk dan ingin cepat buru-buru menulis pesan. Barangkali, beranggapan singkatan itu bisa mempercepat pekerjaan.  

Jika memang keadaan sedang tidak memungkinkan untuk menulis salam lewat SMS dengan kalimat lengkap karena sedang menyetir di jalan, misalnya, solusinya cukup mudah yaitu menulis pesan to the point saja. Atau tulislah "met pagi, met siang, met malam dan seterusnya. Ini masih lebih baik dibandingkan kita harus memaksakan diri menggunakan singkatan dari doa keselamatan Assalamu 'alaikum menjadi "Ass" (pantat).

Karena itu, jika tidak berhati-hati maka mengganti ucapan Assalamu 'alaikum (Semoga sejahtera atasmu) dengan menyingkatnya menjadi "Ass" (pantat), sama artinya kita mengganti doa yang baik dengan umpatan kotor, yang artinya kira-kira:

 " Pantat Lu! "


Semoga dengan tulisan ini, kita semakin memahami arti salam beserta fadlihah dan bahayanya menyingkat salam
Demikian bila banyak salah mohon dimaafkan. Ditunggu koreksi dan pencerahannya.
Salam Rahayu selalu.

Assalaamu 'alaikum


0 komentar:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung, Berilah kami pencerahan dengan arif dan bijak

Facebook| Twitter| Google+| About | Privacy Policy | Sanggahan | Hubungi Kami
laatansabelajar ~ Copyright © 2016 by CB