bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

Sunday 6 March 2016

Gerhana Matahari Total (GMT) 09 Maret 2016 dan Tata cara Sholat Gerhana

Assalaamu 'alaikum
Salam Rahayu dan Damai selalu.


Sahabatku yang baik hati, Tidak lama lagi kita akan mengalami sebuah fenomena alam yang jarang terjadi. Yaitu Gerhana Matahari Total yang sudah akrab disebut GMT.




Jadwal Waktu Terjadinya Gerhana Matahari Total 9 Maret

Mentawai, 06.20 WIB (1 menit 54 detik).
Palembang, 07.20 WIB (1 menit 52 detik).
Bangka Belitung, 07.21 WIB ( 1 menit 8 detik).
Tanjung Pandan, 07.22 WIB (2 menit 10 detik).
Sampit, 07.27 WIB (2 menit 8 detik).
Palangkaraya, 07.28 WIB (2 menit 29 detik).
Balikpapan, 08.33 WITA (1 menit 9 detik).
Palu, 08.33 WITA (2 menit 4 detik).
Poso, 08.38 WITA (2 menit 40 detik)
Luwuk, 08.41 WITA (2 menit 50 detik)
Ternate, 09.51 WIT (1 menit 9 detik)
Halmahera, 09.45 WIT (1 menit 36 detik)
sumber: AKTUDAS

Palangka Raya (ANTARA News) - Kepala Kementerian Kantor Agama Kota Palangka Raya Baihaqi mengimbau seluruh umat Islam dan pengurus masjid melaksanakan shalat sunat gerhana saat terjadi gerhana matahari total (GMT) pada 9 Maret 2016.

"Kami sudah mengeluarkan dan menyebarkan surat kepada pengurus masjid untuk melaksanakan shalat gerhana. Surat itu sudah kami sebarkan sejak minggu lalu," katanya di Palangka Raya, Kamis.

Imbauan itu merupakan tindak lanjut setelah pihaknya menerima surat imbauan Dirjen Bimas Islam yang disertai lampiran mengenai tata cara pelaksanaan shalat sunat gerhana.

Ia mengatakan saat ini pihaknya telah berencana menggelar shalat sunat gerhana dua rakaat dengan opsi pelaksanaan di Masjid Aqidah dan Masjid Nurul Islam, Palangka Raya.

"Kita juga tengah berunding dengan Kanwil Provinsi Kalimantan Tengah untuk dapat melaksanakan shalat gerhana bersama-sama. Mereka punya opsi menggelar shalat di halaman Polda Kalteng, tetapi itu masih tarik-ulur karena disarangkan shalat gerhana dilaksanakan di dalam ruangan," katanya.

Dia juga mengatakan, peristiwa gerhana pernah terjadi di zaman Rasulullah bertepatan dengan wafatnya putra Rasulullah bernama Ibrahim.

"Kala itu para sahabat mengira gerhana tersebut ada kaitannya dengan meninggalnya sang putra, namun Rasulullah SAW mengatakan peristiwa tersebut merupakan tanda-tanda kebesaran Allah SWT," katanya.

Kemudian, lanjut dia, Rasulullah SAW memerintahkan untuk melaksanakan shalat sunat dua rakaat, yang disebut dengan shalat kusyuf sebagai kesyukuran.

"Shalat ini berbeda dengan shalat sunat yang lain. Salat ini dilakukan juga agar kita semua memohon agar keburukan yang terkandung dari terjadinya gerhana tidak menimpa kita. Itu yang dianjurkan Rasulullah untuk umat Islam," katanya adapun daerah yang mengalami GMT itu adalah : Palembang, Bangka, Belitung, Sampit, Palangkaraya, Balikpapan, Palu, Poso, Luwak, Ternate, dan Halmahera 

GERHANA MENURUT PANDANGAN ISLAM

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman (yang artinya) :
”Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.” (Ar-Rahman : 5)
Maka semua yang menakjubkan dan luar biasa pada matahari dan bulan menunjukkan akan keagungan dan kebesaran serta kesempurnaan Penciptanya.

Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa ta’ala membantah fenomena penyembahan terhadap matahari dan bulan. Yang sangat disayangkan ternyata keyakinan kufur tersebut banyak dianut oleh ”bangsa-bangsa besar” di dunia sejak berabad-abad lalu, seperti di sebagian bangsa Cina, Jepang, Yunani, dan masih banyak lagi.


وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ   

”Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah kaliann sujud (menyembah) matahari maupun bulan, tapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika memang kalian beribadah hanya kepada-Nya.” (Fushshilat: 37)


Syariat Islam yang diturunkan oleh Penguasa Alam Semesta ini memberikan bimbingan dan pencerahan terhadap akal-akal manusia yang sempit dan terbatas. Membuktikan bahwa akal para filosof, rohaniawan, para wikan, paranormal dan lain-lain adalah akal yang keliru dan sesat. Kebenaran dan hidayah hanya ada pada syariat yang dibawa oleh para nabi dan rasul ’alaihimussalam.

Diantaranya ajaran yang digagas oleh para filosof, rohaniawan dan lain-lain tentang antariksa, semuanya berbau mistis dan kesyirikan. Termasuk dalam memahami hakekat sebenarnya tentang gerhana matahari dan gerhana bulan. Dua fenomena tersebut oleh banyak kalangan dihubung-hubungkan dengan akan terjadinya peristiwa luar biasa di bumi tempat manusia tinggal. Misalnya saja selang beberapa hari atau beberapa minggu dari gerhana, di daerah tertentu akan terjadi bencana alam, wabah penyakit, keributan atau bentrok antar massa dan sebagainya.

Biasanya, untuk mengantisipasinya berbagai ritual (baca: kesyirikan) digelar. Di samping adanya mitos bahwa gerhana terjadi karena raksasa (Bethoro Kolo) menelan matahari atau bulan, dengan berbagai macam versi ceritanya. Sementara di kubu lain, masyrakat modern yang mengalami kemajuan tekhnologi dan ilmu antariksa ini, menganggap hal itu sebagai fenomena alam biasa. Karena melalui berbagai riset ilmiah, mereka bisa mengetahui sebab terjadinya gerhana tersebut secara pasti.

Dinul Islam yang asas utamanya adalah kemurnian tauhid dan kelurusan aqidah, menjelaskan hakekat sebenarnya gerhana. Tentu saja penjelasan yang bersumber dari Pencipta dan Pengatur matahari-bulan dan pergerakannya, bahkan seluruh alam semesta. Jauh dari kebatilan mitos, takhayul, dan kesyirikan para penyembah alam, jauh pula dari kelalaian kaum rasionalis. Apabila kita membuka kitab-kitab para ulama dan fuqaha Islam dari kalangan Ahlus Sunnah akan kita dapati penjelasan tentang gerhana dalam tinjauan Syariat Islam dengan pembahasan lengkap dan mencukupi.

Definisi Gerhana
Gerhana matahari ( Khusufusy Syams ) adalah hilangnya cahaya matahari sebagian atau total pada waktu siang. Adapun gerhana bulan ( Khusuful Qamar ) adalah hilangnya cahaya bulan sebagian atau total pada waktu malam.
Sabda Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam tentang Gerhana
Dari sahabat al-Mughirah bin Syu’bah, bahwa Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ, وَلاَ لَحِيَاتِهِ, فَإِذَا رَأَيْتُمُو هُمَا فَادْ عُوا اللهَ وَصَلُّوا حَتَّى تَنْكَشِفَ

”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua ayat (tanda) di antara ayat-ayat Allah. Tidaklah terjadi gerhana matahari dan bulan karena kematian seseorang atau karena hidup (lahirnya) seseorang. Apabila kalian melihat (gerhana) matahari dan bulan, maka berdoalah kepada Allah dan sholatlah hingga tersingkap kembali.” (HR. Al-Bukhari no. 1043, dan Muslim no. 915)

Sahabat Abu Musa al-Asy’ari radhiallahu ’anhu mengatakan, Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Tanda-tanda ini, yang Allah tampakkan, bukanlah terjadi karena kematian atau kelahiran seseorang. Namun dengannya Allah memberikan rasa takut kepada hamba-hamba-Nya. Maka apabila kalian melihat salah satu darinya, bersegeralah untuk berdzikir, berdoa kepada-Nya dan memohon ampunan-Nya.” (HR. Al-Bukhori no. 1059)

Hadits baginda Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam di atas menunjukkan kepada kita bahwa gerhana bukanlah sekedar fenomena alam biasa. Gerhana merupakan fenomena alam yang memang Allah kehendaki sebagai salah satu ayat (tanda) kebesaran-Nya. Hadits di atas memberikan pelajaran dan tuntunan kepada kaum mukminin terkait gerhana sebagai berikut:

Sebab, gerhana adalah Allah menjadikannya sebagai peringatan agar hamba-hamba-Nya takut kepada-Nya. Maka tatkala terjadi gerhana hendaklah umat manusia segera ingat kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan segera menyadari bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala sedang mengingatkan kelalaian mereka dengan ancaman adzab-Nya.

Dari sini, jelaslah bagi kita kesalahan kebanyakan kebanyakan orang yang justru menjadikan fenomena gerhana tersebut sebagai hiburan bagi mereka. Ketika ada informasi bahwa gerhana akan terjadi pada hari tertentu pada jam tertentu, maka mereka bersiap dengan kamera dan teropong masing-masing, mencari tempat-tempat strategis untuk menyaksikan peristiwa ”indah” tersebut.

Sungguh sangat jauh dari mengingat Allah Subhanahu wa ta’ala, apalagi menyadari itu sebagai peringatan dari-Nya. Kesalahan ini akibatmenganggap gerhana sebagai kejadian antariksa biasa, yang bersumber dari sikap mengandalkan sains, tanpa mau mengundahkan berita dari Allah Subhanahu wa ta’ala, Pencipta dan Penguasa seluruh alam dengan segenap galaksi dan langit yang ada didalamnya. Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata, ”Ini bantahan terhadap ahli astronomi yang mengira bahwa gerhana merupakan peristiwa biasa, tidak akan maju atau mundur.”

Bantahan terhadap keyakinan-keyakinan/ mitos-mitos batil, atau legenda-legenda kosong. Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam membantah keyakinan yang ada dikalangan musyrikin arab saat itu dengan sabdanya,

”Bukanlah terjadi karena kematian atau kelahiran seseorang.”


 islam memberantas segala keyakinan/ aqidah batil, diantaranya yang bersumber dari astrologi (ahli nujum) yang meyakini bahwa pergerakan/ peredaran bintang, planet dan benda-benda langit lainnya memberikan pengaruh/ ada kaitannya dengan kejadian-kejadian di bumi. Yang dikenal sebagai zodiak, shio, atau nama yang lainnya sesuai dengan agama asal masing-masing yang digagas oleh para filosof, rohaniawan atau paranormal. Termasuk kejadian gerhana yang diyakini sebagai tanda atau sebab (bakal) terjadi peristiwa atau bencana besar di muka bumi. Ini semua adalah batil.

Seorang mukmin yang berpegang pada kemurnian tauhid harus meninggalkan keyakinan-keyakinan tersebut. Sangat disayangkan, ada sebagian di antara kaum muslimin yang masih percaya dengan ramalan-ramalan bintang, termasuk pula mitos/ legenda seputar gerhana, atau meyakini peristiwa gerhana ada hubungan dengan bencana alam atau lainnya. Al-Imam al-Khaththabi Rahimahullah berkata, ”Dulu mereka pada masa jahiliyyah berkeyakinan bahwa gerhana menyebabkan terjadinya perubahan di muka bumi, berupa kematian, bencana dan lain-lain.

Maka Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam mengajarkan bahwa itu adalah keyakinan batil. Sungguh matahari dan bulan itu adalah dua makhluk yang tunduk kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Keduanya tidak memiliki kekuatan mempengaruhi sesuatu yang lainnya, tidak pula memiliki kemampuan membela diri.” ( lihat Fathul Bari hadits no. 1040)

Tuntutan Islam ketika terjadi gerhana. Baginda Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita tuntunan syariat yang mulia ketika terjadi gerhana matahari maupun gerhana bulan, yaitu ada tujuh hal (sebagaimana dalam hadits-hadits tentang gerhana):
Shalat gerhana, Berdoa, Beristighfar, Bertakbir, Berdzikir
Bershadaqah, Memerdekakan budak  (Lihat HR. Al-Bukhari no. 1040, 1044, 1059, 2519; Muslim no. 901, 912, 914)
Ini dilakukan sejak awal terjadinya gerhana, hingga berakhirnya yang ditandai dengan kembalinya cahaya matahari atau bulan seperti sedia kala (normal).

Di antara doa yang beliau perintahkan adalah berlindung dari adzab kubur. Karena gerhana mengakibatkan suasana gelap meskipun pada siang hari, dan dalam suasana tersebut hati manusia pasti dihinggapi rasa takut. Suasana yang demikian mengingatkan kita akan suasana di alam kubur kelak. (Lihat Fathul Bari hadits no.2519).
Karena gerhana merupakan peringatan akan adzab, maka sangat tepat dianjurkan pada kesempatan tersebut untuk memerdekakan budak, sebab amal tersebut bisa memerdekakan seseorang dari api neraka. (Lihat Fathul Bari hadits no. 2519).

Gerhana merupakan peristiwa penting dalam Islam. Islam bernar-benar mengajak hamba untuk menyikapi gerhana yang sedang terjadi sebagai peringatan dari Rabbul ’Alamin Subhanahu wa ta’ala. Hikmah ini tidak bisa diketahui dengan ilmu sains, namun hanya bisa diketahui melalui wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad Shallallahu ’alaihi wa sallam.
Tidak melakukan shalat gerhana kecuali bila gerhananya terlihat.

Sabda Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam di atas, ”Apabila kalian melihat (gerhana) matahari atau bulan, maka berdoalah kepada Allah dan shalatlah.”

Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam mengaitkan pelaksanaan shalat gerhana dengan ”melihat (ru’yah)”. Al-Hafidz Ibnu Hajar Rahimahullah mengatakan, "karena pelaksanaan shalat (gerhana) dikaitkan dengan ru’yah.” (Lihat Fathul Bari hadits no. 1041). Artinya, apabila telah diperkirakan dengan hisab astronomis terjadi gerhana namun terhalangi oleh langit yang mendung, maka tidak dilakukan shalat gerhana. Atau gerhana terjadi di wilayah lain/ belahan bumi lainnya, sehingga tidak terlihat.

Misalnya gerhana terjadi di Eropa, tidak terjadi di Indonesia, maka orang Indonesia tidak disyariatkan untuk melaksanakan shalat gerhana. Atau terjadinya gerhana matahari setelah tenggelamnya matahari, atau gerhana bulan setelah terbitnya matahari sehingga tidak bisa teramati, maka tidak ada shalat gerhana pula.

Tata cara sholat Gerhana

Shalat gerhana dilakukan sebanyak dua raka’at dan ini berdasarkan kesepakatan para ulama. Namun, para ulama berselisih mengenai tata caranya.
Ada yang mengatakan bahwa shalat gerhana dilakukan sebagaimana shalat sunnah biasa, dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada sekali ruku’, dua kali sujud. Ada juga yang berpendapat bahwa shalat gerhana dilakukan dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada dua kali ruku’, dua kali sujud. Pendapat yang terakhir inilah yang lebih kuat sebagaimana yang dipilih oleh mayoritas ulama. (Lihat Shohih Fiqh Sunnah, 1: 435-437)

Hal ini berdasarkan hadits-hadits tegas yang telah kami sebutkan:
“Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk menyeru ‘ASH SHALATU JAMI’AH’ (mari kita lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at. (HR. Muslim no. 901)

“Aisyah menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit dan mengimami manusia dan beliau memanjangkan berdiri. Kemuadian beliau ruku’ dan memperpanjang ruku’nya. Kemudian beliau berdiri lagi dan memperpanjang berdiri tersebut namun lebih singkat dari berdiri yang sebelumnya. Kemudian beliau ruku’ kembali dan memperpanjang ruku’ tersebut namun lebih singkat dari ruku’ yang sebelumnya. Kemudian beliau sujud dan memperpanjang sujud tersebut. Pada raka’at berikutnya beliau mengerjakannya seperti raka’at pertama. Lantas beliau beranjak (usai mengerjakan shalat tadi), sedangkan matahari telah nampak.” (HR. Bukhari, no. 1044)

Ringkasnya, tata cara shalat gerhana -sama seperti shalat biasa dan bacaannya pun sama-, urutannya sebagai berikut.


[1] Berniat di dalam hati dan tidak dilafadzkan karena melafadzkan niat termasuk perkara yang tidak ada tuntunannya dari Nabi kita shallallahu ’alaihi wa sallam dan beliau shallallahu ’alaihi wa sallam juga tidak pernah mengajarkannya lafadz niat pada shalat tertentu kepada para sahabatnya.
[2] Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.
[3] Membaca do’a istiftah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaherkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah:
جَهَرَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – فِى صَلاَةِ الْخُسُوفِ بِقِرَاءَتِهِ
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menjaherkan bacaannya ketika shalat gerhana.” (HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)
[4] Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya.
[5] Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan ’SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD’
[6] Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
[7] Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya.
[8] Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal).
[9] Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.
[10] Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
[11] Tasyahud.
[12] Salam.
[13] Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama’ah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak. (Lihat Zaadul Ma’ad, Ibnul Qayyim, 349-356, Darul Fikr dan Shohih Fiqih Sunnah, 1: 438)

Niyat sholat Gerhana:

أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ  اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى

"usholi sunnatal likusufis syamsi imaaman/ma'muman lillahi ta'ala"

Saya sengaja sholat sunat gerhana matahari menjadi imama/ma'mum karena Alloh Ta'ala

أُصَلِّيْ سُنَّةً لخُوْفِ الْقَمَرِ  اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى

"usholi sunatal likhusufil qomari  imaaman/ma'muman lillahi ta'ala"

Saya sengaja sholat sunat gerhana rembulan menjadi imam/ma'mum karena Alloh Ta'ala


Mohon maaf bila dalam penulisan ulang banyak yang salah atau kurang dengan sengaja ataupun tidak dengan sengaja.
Semoga bermanfaat.
sumber:Antara news, Kompas news, rumaysho.com/9044-tata-cara-shalat-gerhana-2.html


Salam Rahayu selalu
Wassalaamu 'alaikum





8 komentar:

qwerty said...

keren ni infonya

mashudi laatansa said...

maksih.....kunjungannya bos.

selimut said...

pantesan hari ini ini masjid keliatan sibuk dgn aktivitas shalat

momogrosir said...

fenomena alam yang bener2 kereen sekali

Windobet.com said...

mantap bro, fenomena langka
http://windobet.com

Unknown said...

mari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
BONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
BONUS REFERAL 20% seumur hidup.

Unknown said...

Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
mampir di website ternama I O N Q Q
paling diminati di Indonesia

shanti said...

Menangkan Jutaan Rupiah dan Dapatkan Jackpot Hingga Puluhan Juta Dengan Bermain di www(.)SmsQQ(.)com

Kelebihan dari Agen Judi Online SmsQQ :
-Situs Aman dan Terpercaya.
- Minimal Deposit Hanya Rp.10.000
- Proses Setor Dana & Tarik Dana Akan Diproses Dengan Cepat (Jika Tidak Ada Gangguan).
- Bonus Turnover 0.3%-0.5% (Disetiap Harinya)
- Bonus Refferal 20% (Seumur Hidup)
-Pelayanan Ramah dan Sopan.Customer Service Online 24 Jam.
- 4 Bank Lokal Tersedia : BCA-MANDIRI-BNI-BRI

8 Permainan Dalam 1 ID :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar66

Info Lebih Lanjut Hubungi Kami di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung, Berilah kami pencerahan dengan arif dan bijak

Facebook| Twitter| Google+| About | Privacy Policy | Sanggahan | Hubungi Kami
laatansabelajar ~ Copyright © 2016 by CB